LAMPUNG UTARA – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lampung Utara akan melakukan peninjauan langsung terkait dugaan adanya peserta didik bodong di salah satu SMP swasta di wilayah setempat. Peninjauan dijadwalkan dalam waktu dekat.
“Kami akan turun ke lapangan untuk melihat kondisi sebenarnya,” ujar Kepala Bidang (Kabid) SMP Disdik Lampura, Yudi Bahtiar, di ruang kerjanya, Jum’at (22/08/2025).
Yudi menjelaskan, perbedaan data jumlah peserta didik pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik) bukanlah hal yang asing di dunia pendidikan. Menurutnya, perbedaan tersebut kerap terjadi karena sejumlah faktor, salah satunya pembaruan sistem aplikasi.
“Seperti halnya sistem operasi di ponsel, aplikasi Dapodik juga mengalami pembaruan berkala. Selain itu, setiap tahun sekolah wajib melakukan verifikasi faktual (verval) data melalui operator,” terangnya.
Saat ditanya terkait peserta didik yang hanya masuk ketika hendak ada ujian sekolah saja, Yudi mengatakan, pihak Disdik Lampura menegaskan tidak membenarkan praktik yang menyebutkan bahwa ada siswa yang hanya bersekolah saat menjelang ujian.
“Sistem pembelajaran kita mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional. Penilaian tidak hanya berdasarkan kemampuan kognitif, tetapi juga sikap, perilaku, dan pembentukan karakter yang diperoleh dari aktivitas sehari-hari di sekolah,” tegasnya.
Karena itu, lanjutnya, sangat tidak masuk akal apabila ada sekolah yang menjalankan kegiatan belajar-mengajar di luar ketentuan sistem pendidikan yang berlaku.
“Artinya selama ini sekolah tersebut menggunakan sistem pembelajaran apa? Karena setiap sekolah wajib mengikuti kurikulum nasional,” terangnya.
Sebenarnya di beritakan Dugaan manipulasi data jumlah siswa mencuat di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Kabupaten Lampung Utara. Pasalnya, terdapat perbedaan signifikan antara jumlah siswa yang tercatat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dengan kondisi sebenarnya di lapangan, Rabu (21/08/2025).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada tahun 2023 sekolah tersebut melaporkan memiliki 22 siswa. Namun, kenyataannya hanya terdapat 5 siswa saja. Selanjutnya, pada tahun 2024 tercatat ada 17 siswa dalam laporan, sementara hasil penelusuran di lapangan menunjukkan jumlah yang sama, yakni hanya 5 siswa.
Data tersebut juga diperkuat dengan informasi yang tercantum di laman Jaga.id, di mana jumlah siswa yang terdaftar di Dapodik sama persis dengan data laporan sekolah, yakni 22 siswa pada 2023 dan 17 siswa pada 2024.
“Ada data fiktif di salah satu sekolah swasta di Lampung Utara. Bagaimana mungkin di laporan disebutkan 22 siswa, sementara kenyataan di lapangan hanya 5 orang saja. Hal serupa terjadi pada tahun berikutnya,” ujar salah seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini diduga telah berlangsung sejak tahun 2022 dan berpotensi merugikan keuangan negara.
Saat wartawan menyambangi sekolah tersebut, hanya tampak dua siswa yang sedang mengikuti pelajaran di ruang kelas. Guru mata pelajaran, Diah, membenarkan bahwa jumlah siswa tahun ini memang sangat minim.
“Tahun ajaran 2025/2026 ini hanya ada dua siswa baru di kelas VII. Sementara kelas VIII ada lima siswa. Kebetulan saya mengajar di kelas tersebut,” jelasnya.
Namun, Diah tidak dapat memastikan jumlah siswa kelas IX karena tidak mengajar di kelas itu. “Kalau untuk data kelulusan saya kurang tahu, karena saya baru masuk tahun ajaran ini,” tambahnya.
Plh Kepala SMP, Wahyu, ketika dikonfirmasi, mengaku belum mengetahui secara pasti jumlah siswa yang ada. Ia beralasan baru dua pekan menjabat sebagai pelaksana tugas kepala sekolah.
“Saya tidak tahu detailnya, karena baru menjabat Plh. Silakan tanyakan langsung kepada kepala sekolah yang lama, Pak Zulkarnain,” ujarnya.
Sementara itu, Zulkarnain selaku mantan kepala sekolah membantah tudingan adanya data siswa fiktif. Ia menyebut kemungkinan perbedaan data terjadi karena laporan yang belum diperbarui.
“Semua sudah sesuai, mungkin hanya laporannya yang belum masuk. Kalau ada perbedaan data di Jaga.id, itu karena masih memakai data lama,” ucapnya.
Sementara siswa kelulusan untuk tahun ajaran 2023/2024 ada dua siswa yang lulus sedangkan tahun ini ada tujuh siswa yang lulus.
“Sekolah abang itu emang dikit siswa nya dek, siswa nya, gak banyak,” katanya.
Terkait sedikitnya jumlah siswa yang hadir saat pembelajaran, ia mengatakan kemungkinan disebabkan karena banyak siswa tidak masuk. Biasanya, siswa baru aktif hadir ketika sudah mendekati waktu ujian.
“Di sekolah itu, siswa umumnya mulai masuk ketika hendak ujian. Sementara untuk penetapan data siswa sendiri dilakukan pada akhir bulan Agustus seperti sekarang ini,” pungkasnya. (SR-DAR)












Komentar