LAMPUNG UTARA – Pengisian solar subsidi di SPBU 24.345.82, Jalan Lintas Sumatera, Desa Bumi Raya, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara, oleh mobil perusahaan milik Alfamart dan perusahaan lainnya menjadi keluhan warga yang berhak mendapatkan bahan bakar tersebut,
Menurut keterangan sumber di lapangan, warga setiap hari harus mengantre lebih lama untuk mendapatkan solar subsidi setelah mobil perusahaan Alfamart melakukan pengisian.
“Ya, seperti inilah, Bang, setiap hari kami antre dan mendahulukan mobil Alfamart dulu,” ucap seorang warga saat ditemui di lokasi SPBU, Jumat (29/08/2025).
Mobil perusahaan Alfamart sendiri mengisi solar subsidi dalam jumlah yang tidak sedikit. Berdasarkan informasi yang dihimpun, SPBU tersebut memang telah menjalin kontrak dengan perusahaan ritel itu.
“Alfamart ini kan sudah kontrak dengan SPBU ini, Bang. Jadi setiap harinya mobil mereka yang mengisi di sini sekitar 80–90 unit per hari,” ujarnya.
Hal itu turut dibenarkan oleh beberapa sopir boks perusahaan Alfamart yang sedang mengantre.
“Iya, kami mengisi solar di sini, Bang. Kalau soal pembayaran itu kantor yang mengurus. Kami hanya mengisi saja,” ucap salah satu sopir.
“Kalau kami tidak isi di sini, kami tidak bisa jalan, karena perusahaan sudah kontrak dengan SPBU ini,” timpal sopir lainnya.
Hal tersebut dibenarkan pengawas SPBU. Dirinya mengatakan, pengendara mobil boks Alfamart memang setiap harinya melakukan pengisian solar bersubsidi di SPBU ini. Pembelian bahan bakar itu sendiri menggunakan nota Delivery Order (DO). Mereka hanya menunjukkan surat-surat resmi tanpa melakukan pembayaran tunai di tempat.
“Memang, Bang, kita tidak menarik uang di lokasi agar antrean tidak menumpuk. Makanya kami menerapkan sistem seperti itu,” jelas Yanto, pengawas SPBU Bumi Raya.
Ia menambahkan, selama ini pembelian dilakukan langsung tanpa pembayaran tunai sesuai jumlah BBM yang diisikan.
“Kasihan, Bang, mereka itu sopir harian. Kalau tidak diberi solar subsidi, mereka tidak bisa narik,” ungkapnya, yang juga diamini oleh para sopir angkutan.
Setiap harinya SPBU ini mendapatkan kiriman 8 ton untuk semua jenis BBM dari cabang Pertamina Panjang.
“Kalau untuk kiriman kita dapat setiap hari. Kita ini juga, Bang, buka jam 2 malam untuk berangkat subuh. Kalau untuk pagi ini kita tutup sampai jam 09.30 WIB, karena mesin kita ini sudah tua. Bisa abang lihat sendiri tadi, angkanya saja tidak jelas,” jelasnya.
“Bukan di SPBU ini saja, Bang. Itu di Propau seperti ini, banyak juga mobil perusahaan Wings yang ngisi di sana,” pungkasnya.
Hal yang hampir sama ditemukan di SPBU 24.234.19 yang berada di Desa Bandar Kagungan Raya, Simpang Propau. Menurut keterangan para sopir Fuso milik perusahaan Sinar Pematang Mulia (SPM) yang beralamat di Lampung Tengah, mereka setiap harinya mengisi solar bersubsidi di SPBU tersebut.
“Tiap hari kami ngisi di sini, Bang. Kalau saya hanya sopir saja, ini mobil perusahaan, Bang,” ungkapnya.
Menurut pantauan di lapangan, ketika ada mobil yang mengisi BBM jenis solar tidak sesuai dengan QR Code MyPertamina, operator SPBU menyampaikan bahwa hal itu masih dalam proses upgrade.
“Dalam proses upgrade, ya,” terang Puji, petugas pengisian.
Saat ditemui, pihak SPBU mengatakan bahwa SPBU Simpang Propau melayani pengisian solar bersubsidi sesuai QR Code MyPertamina. Namun, jika tidak ada, maka tidak dilayani. Mereka juga tidak melihat latar belakang pengisi BBM.
“Asal sesuai barcode dengan kendaraannya, kita isi, Bang. Kita lihat sopirnya perorangan, kita tidak lihat perusahaannya,” ucap Surya, perwakilan pihak SPBU.
Dirinya juga mengeluh dengan aturan yang dikeluarkan Pertamina, meskipun sudah ada ketetapan kapasitas mesin (CC) kendaraan yang berhak menikmati BBM jenis solar bersubsidi dari pemerintah.
“Kalau kita ini, Bang, tidak bisa nolak kalau kendaraan itu ada barcode-nya. Asal sesuai, kita isi. Yang membingungkan aturan dari atasnya,” katanya.
Saat disinggung soal temuan di lapangan terkait pengisian yang tidak sesuai dengan barcode, pengawas SPBU Surya langsung memanggil petugas operator tersebut dan menyetop antrean pengisian BBM.
“Kalau itu benar, urusan saya, Bang. Saya panggil petugasnya dan saya akan stop pengisiannya,” tutupnya. (SR-DAR)












Komentar