oleh

Miris, Anggaran Miliaran Rupiah di SMK Negeri 1 Diduga Tak Berujung

LAMPUNG UTARA – Realisasi anggaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung dipertanyakan. Pasalnya, anggaran yang bernilai miliaran rupiah itu diduga dilaksanakan tidak sesuai dengan apa terjadi dilapangan, Sabtu (08/02/25).

 

Saat mendatangi Sekolah, sejumlah fasilitas yang tampak kasat mata kondisinya rusak dan cukup memperhatikan. Seperti cat dinding sekolah kusam, lantai dihalaman pecah-pecah, penerangan kurang dengan tidak adanya bohlam di selasar sekolah, pintu tidak terkunci, kran air rusak, bangunan tidak terpakai dan lainnya.

 

Sementara itu, dari penulusuran dilapangan orang tua siswa harus mengeluarkan uang sekitar Rp2 juta/tahun, untuk kelas X, atau mereka baru menempuh pendidikan di SMK Negeri 1 Bukit Kemuning. Sementara kelas diatasnya tidak terpaut jauh, diatas Rp1 juta/ tahun.

 

Dengan jumlah siswa sekitar 812 siswa di tahun 2024, diperkirakan anggaran diterima dari orang tua siswa mencapai lebih dari Rp1 miliar. Belum lagi anggaran bos, khusus untuk pelajar di SMK mencapai Rp1,600 an/tahun/ anak.

 

Sehingga dalam satu tahun mencapai nilai miliaran rupiah. Namun fakta dilapangan, sejumlah fasilitas ditemukan itu mengalami kerusakan berarti.

 

Sehingga miris dilihat mata. Padahal anggaran yang dikelola sekolah bernilai miliar rupiah, baik itu berasal dari dana bantuan operasional sekolah (BOS) maupun anggaran komite.

 

“Setahu kami tidak pernah ada pengecatan disini, kalau tidak sejak tahun 2019,” ujar salah seorang pengajar.”

 

Begitupun dengan kegiatan ekstra kulikuler, siswa mengaku harus mengeluarkan sejumlah uang untuk dapat tetap mengikutinya. Seperti untuk urusan make-up untuk kelas seni tari.

 

“Kami harus mengeluarkan biaya make-up, saat ada pentas. Seperti acara HUT 17 Agustus di Dwikora,” kata salah seorang siswa disana.

 

Belum untuk kelas pramuka, mereka harus mengeluarkan membiayai sendiri untuk urusan makan – minum saat ada kegiatan diluar sekolah. “Kebetulan kami juga mengikuti kegiatan pramuka disekolah (eks-kul). Jadi kalau ada kegiatan diluar itu biasanya disuruh untuk membawa peralatan makan sendiri,” tambahnya rekan siswa lainnya.

 

Saat dikonfirmasi, Amri, Ketua Komite SMK Negeri 1 Bukit Kemuning mengaku selama ini hanya menerima laporan kegiatan penggunaan dana komite. Kebetulan untuk bendahara menarik langsung ke siswa itu sekolah yang melaksanakan.

 

“Kalau nilai dikumpulkan dari wali murid tahun 2024 itu sekitar Rp1 miliar-an. Tapi untuk realisasinya dipegang sekolah, jadi silahkan dipertanyakan langsung ke Ibu Sri selaku bendahara komite ditugaskan oleh kepala sekolah,” saat ditemui dikediamannya petang.

 

Namun demikian, pihaknya tidak dapat menjelaskan secara rinci perihal realisasi dilapangan. Sebab, mengaku hanya menerima laporan. Itu pun saat akhir tahun. “Untuk laporan SPJ, semua ada dibendahara sekolah. Kami tidak mau terlampau jauh masuk,” jelasnya.

 

Sementara itu, pihak sekolah belum dapat memberikan keterangan pasti. Sebab, akan dilaporkan kepada atasan, untuk ditindak lanjuti.”Kebetulan saya di Rumah Sakit mas, coba saya akan koordinasi dengan kepala sekolah dahulu. Atau, bisa datang langsung ke sekolah untuk dikonfirmasi. Saat jam kerja ya,” elak Sri, Bendahara komite sekolah yang mengaku menunggu anak di salah satu rumah sakit di Bandar Lampung dihubungi melalui daring, via WhatsApp -nya. Setelah sebelumnya coba mendatangi rumah, dan menurut penuturan tetangga sedang berada di Bandar Lampung lantas coba dihubungi.(SIR*DAR)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed